REVIEW BUKU : 29 GIFT KEAJAIBAN MEMBERI By CAMI WALKER

Aku sebelum 2012 adalah aku dengan keakuanku yang ga bisa diganggu gugat. Dengan peran Mamiku, Imelda, yang tiap hari ngomelin aku dengan beragam ketidaksukaannya terhadap sikapku yang super semaunya sendiri, sedikit banyak mengubah banyak hal dalam hidupku. Suatu hari sekitar 2013an awal, saat menghadiri suatu acara, salah satu pembicara bercerita tentang beberapa buku, salah satunya buku 29 Gift Keajaiban Memberi ini. Sempat tertarik dan mencari di beberapa toko buku ternyata sudah tidak di cetak saat itu. Dan akhirnya terlupa begitu saja, hingga di 2014 tak sengaja aku menemukannya di tumpukan buku diskonan di Transmart Kota kasablanka. Pas pertama lihat judulnya langsung degdegan. Wah ini buku yang dulu pernah kucari-cari. Lihat harganya Rp. 20.000. Langsung angkut lah ya. Dan bacanya buatku nyandu. Rasanya pengen tau kisah selanjutnya seperti apa.

Judul Buku : 29 Gift Keajaiban Memberi: 29 Hari yang Mengubah Hidup untuk Selamanya

Penulis : Cami Walker

Tebal Buku : 279 halaman

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Buku ini menceritakan seorang perempuan bernama Cami, yang seperti kita pada umumnya mempunyai banyak sekali rencana-rencana untuk masa depan. Namun akhirnya ia merasa hancur ketika sebulan setelah menikah, setelah pulang honeymoon, dirinya didiagnosa Multiple Sclerosis (MS), penyakit autoimun yang menyerang tubuhnya dengan gejala tangan dan kaki lemah, kesemutan, nyeri, dan mata sebelah kanan tak bisa melihat. Walau suaminya sangat sabar menghadapi segala tingkah Cami dengan semua rasa keterputusasaannya, Cami tetap merasa sebagai orang yang tak berguna. Berbagai bayangan buruk menjadi temannya sepanjang hari. Atas saran dokter syaraf dan psikiater barunya, ia akhirnya menjalani detoksifikasi dari banyaknya penggunaan obat yang diresepkan dokter sebelumnya.

Cami dan Mark (suaminya) mempunyai seorang teman, tetangga mereka sewaktu masih tinggal di San Fransisco (saat ini mereka tinggal di Los Angeles). Namanya Toni dan mengubahnya jadi Mbali Creazzo, seorang perempuan Afrika yang bekerja sebagai penyembuh inovatif, yang memadukan pengobatan barat dengan berbagai bentuk pengobatan alternatif. Cami menghubungi Mbali dan menceritakan kehidupannya yang begitu dramatis. Mbali kemudian memberikan resep agar Cami memberikan 29 pemberian selama dua puluh sembilan hari. Dan pemberian itu tak harus berupa benda.

“Penyembuhan tidak terjadi dalam kekosongan, Cami, tetapi lewat interaksi kita dengan orang lain. Dengan memberi, kamu memfokuskan pada apa yang dapat kamu berikan kepada orang lain, mengundang banyak keberlimpahan dalam hidup. Memberi apapun sama dengan bertindak positif yang akan memulai proses perubahan. Itu akan mengalihkan energi kehidupanmu.” (hal xxix-xxx)

Cara memainkan resep ini adalah dengan memberi selama 29 hari dan membuat catatan selama 29 hari itu. Bila satu hari terlewatkan karena suatu alasan, maka lebih baik mulai dari awal lagi, untuk melepaskan energi yang sudah terkumpul dan kemudian memberi kesempatan energi baru kembeli terkumpul.

  • Tetapkan tanggal memulai tantangan 29 Gift dengan niat
  • Mulai dengan meditasi singkat untuk merenungkan tujuan melakukan latihan,
  • Afirmasi singkat
  • Pemberian bisa berupa apa saja yang dilakukan secara sadar dan tidak boleh didasarkan pada pamrih, karena kewajiban, rasa bersalah, tidak sukarela, dengan penyesalan

Setelah beberapa waktu akhirnya Cami berpikir bahwa nggak ada ruginya mencoba cara Mbali. Dia memulai hari pertamanya dengan menelpon salah satu temannya sesama penyandang MS, Lauri, dan dia hepi karena merasa kesepian setelah suaminya pergi keluar kota. Hal yang menurut Cami diluar nalarnya, ternyata setelah itu ia mendapat telpon dari sebuah perusahaan yang membutuhkan jasanya sebagai konsultan. Setelah sekian lama ia tidak menerima pekerjaan karena keterpurukannya terhadap MS. Dicobanya mengaitkan hal itu dengan pemberiannya hari ini walau masih bersikap skeptis. Lalu dia meminta diantar suaminya menikmati sarapan untuk merayakan dan keluar rumah sebentar. Setelah ditinggalkan sendiri oleh Mark, dia menikmati minumannya, dan tak disangka setelah ia mengobrol dengan orang di depannya, ternyata makanannya sudah dibayar orang tersebut. Cami makin takjub. Karena menunggu Mark lama, maka dia mencoba berjalan kaki sendiri ke rumahnya. Focus tiap langkah satu demi satu, akhirnya Cami bisa berjalan sejauh 6 blok dan sampai rumah dengan selamat walau sangat kelelahan namun bahagia. inilah pertama kalinya ia bisa berjalan sendiri setelah sekian lama terkungkung MS.

Dari pemberian hari pertama banyak hal yang sudah dilalui Cami. Dia menyadari bahwa dengan merusaha secara sadar memberi maka akan berusaha juga secara sadar untuk menerima. Kemudian dia menelpon Mbali kembali untuk menceritakan kisahnya yang luar biasa, berbagai hal indah sudah mulai bermunculan. Dan Mbali pasti tak heran hal itu akan terjadi.

“Tak peduli berapa banyak yang kita miliki secara material, kita seringkali merasa kekurangan, kita tak pernah merasa kita sudah cukup banyak atau diri kita cukup baik. Alih-alih terjebak dalam perasaan kekurangan, begitu kita menyadari bahwa kita ini adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar, jelas sekali kita punya banyak pemberian yang dapat kita bagikan kepada dunia” (hal. 17)

 Cami juga diminta Mbali untuk memulai hari dengan meditasi singkat dan afirmasi sederhana. “Hari ini aku akan memberi dengan gembira” atau “Hari ini aku memberi lewat kesabaran”. Rasa syukur membuat hatimu terbuka. Sewaktu kamu memberi dengan hati terbuka, kamu menerima kerendahan hati yang bermakna.

Banyak hal yang ingin aku kisahkan dalam buku ini. Dan semua kisah tentang Cami sangat luar biasa menurutku. Tapi alangkah baiknya jika teman-teman semua membaca dan melakukannya sendiri tantangan 29 Gift ini. Dulu aku sampai punya buku syukur, untuk menulis apa saja yang bisa aku syukuri hari ini. Namun setelah kejadian kebakaran kost di 2017, aku sudah nggak menuliskannya lagi. Sama seperti Cami, setelah aku mempraktekkan resepnya Mbali, banyak hal yang berubah dalam hidupku. Banyak sekali miracle-miracle kecil yang aku dapatkan. Hal sederhana misalkan saja waktu itu kampung melayu banjir. Aku dan mami Melda mau ke kantor kami di Wahid Hasyim karena ada seminar sehari. Kami dari Duren Sawit, sebelum pasar Gembrong sudah macet. Pas mobil kita di stop ga oleh lanjut lewat Kampung Melayu. Kami diminta puter balik lewat Cipinang dan VIOLAAA!!! Perjalanan lancar tanpa macet. Dan benar hari itu sebagian besar peserta masih terjebak macet sampai siang. Hari itu aku memberi pemberian untuk diri sendiri, yaitu berterima kasih atas seluruh tubuh, jiwa, rasa, hati telah menjadi Esti yang sekarang ini, yang lebih menikmati setiap proses yang terjadi dalam diri, baik yang menyakitkan maupun yang membahagiakan.

Di buku ini juga ada beberapa kisah orang-orang yang sudah mempraktekkan 29 Gift. Dan aku sangat menikmati dan menyukai semua kisah dalam buku ini yang membuat hatiku semakin hangat.

So, apakah Kamu yang akan menikmati rasa keberlimpahan selanjutnya?

30 Comments

  1. Mba esti, kalo semisalkan selama 29 hari jenis pemberiannya sama terus ke obyek yg sama gimana ?..
    Kira2 berhasil ga ya ?..hehe..

    Kan ada tuh org yg pny hewan peliharaan dan ngasih makan hewan yg sama tiap hari :p

    Nice post!

    • Ngasih makan hewan peliharaan masuk kewajiban bukan sih, kak? kalau masuknya kewajiban kayaknya blm termasuk. tapi dicoba saja kan memelihara hewan peliharaan sendiri juga termasuk kebaikan.

  2. Jadi ingat perkataan temanku yang bilang bahwa sebuah buku akan menemukan pembaca dengan sendirinya. Seperti mbak esti yang menemukan buku ini, meskipun sudah lupa dengan buku tersebut. Mungkin buku tersebut emang sudah berjodoh sama mbak antin 馃榾

    Cerita di atas (apa yang dilakukan oleh cami) itu tidak tertulis dalam buku kesehatan atau resep dari dokter, tapi hal tersebut bisa membantu proses penyembuhan sebuah penyakit. Banyak yang bilang ini adalah sebuah alternatif untuk pengobatan medis (rumah sakit, obat, dokter, dll). Tapi sebuah video di chanel-nya sujiwotejo yang berpendapat bahwa bahwa medis (rumah sakit, dll) adalah alternatif dalam sebuah penyembuhan penyakit. Salah satu proses penyembuhan utamanya seperti rasa syukur dan obat herbal yang dikonsumsi. Sudut pandang yang menarik sih 馃榾

    tulisan yang bagus mbak esti 馃榾

  3. Ini bukunya secara gak langsung ngajak kita buat beramal dan berbuat baik tiap hari dengan yang kita bisa ya, dan ngajarin kita buat terus bersyukur juga. Jadi penasaran dan kepengen punya nih buku, semoga aja suatu saat bisa punya ni buku, hehe.

  4. Menarik, penyembuhan dengan cara memberi. Memang the power of memberi tuh nggak main-main, Alloh selalu ganti dengan hal yang tak pernah terduga.

    Ah jadi pengen bukunya

  5. Wah bukunya menarik, sepertinya harus masuk list buku yang wajib dibeli.
    29 gift, Noted

  6. kebaikan itu emang harus dimulai dan dibiasakan ya, termasuk memberi, lama2 rasa suka berbagi dan kebahagiaan pun akan tumbuh

  7. Menarik ulasannya
    Suka dengan kalimat, ‘semoga semua mkhluk berbahagia dan merdeka.’
    Memang benar ya..membuka dan melapangkan hati itu baik juga benar adanya.
    Dengan banyak memberi, kita juga akan banyak menerima, keberlimpahan akan berdatangan pula dari sisi-sisi yang belum tentu pernah kita duga sebelumnya.
    Bisa menjadi sebuah reminder ya sepertinya bukunya..
    Nice sharing.

  8. Berasa sih memang setelah memberi sesuatu, apalagi sesuatu yg besar, berasa lebih plong. Kan memang ada haditsnya juga, kalau mau makin baik hubungannya, saling memberi hadiahlah

  9. Ini buku, secara tidak langsung ngajak untuk bersedekah ya mbak esti? Boleh dicoba lah ya, tapi pelan-pelan dulu, gak langsung 7 hari. Bisa gak ya?

  10. Rasa syukur akan memberikan hati yang tenang dan hidup lebih nyaman.

  11. Selalu senang rasanya bisa membantu orang lain, walau memang dalam bentuk yang sangat kecil, dan buku ini semakin memperjelas kalau membantu/memberi itu memiliki efek penyembuhan.

  12. Ihhh kok bukunya menariik bgt sii jadi pengen baca jg. Tapi kadang emang buat ngelakuin suatu kebaikan perlu dipaksa dulu sih sampai akhirnya mulai terbiasa. Ini sebenernya bisa banget dicoba ya, tapi kalau pemberian yg kita kasih ada yg sama di hari yg beda gimana kak?

    • dibuku ini hampir pemberiannya beda sih, tapi aku pernah memberi hal yang sama juga. dan menurutku it’s oke. niat awalnya kan mengafirmasi diri memberi dengan bahagia

  13. Luar biasa kisah Cami. Memberi pada yang lain pada dasarnya adalah memberi untuk diri sendiri. Yang bikin aku tersentuh juga dari Tulisan ini yang bilang kita adalah bagian kecil dari sesuatu yang besar. I am so touched.

  14. Yah ampun mba, jadi ikut tertarik deh baca review buku ini. Terlihat sederhana banget, tapi ternyata punya dampak yang luar biasa, bagi si pemberi dan juga si penerima. Truuus, saya jadi kepengen bikin gratitute list juga deh sama kaya mba, biar bs belajar melihat banyak hal baik di setiap hari. Krn kadang2 kesibukan sehari-hari bikin diri jadi lupa untuk bersyukur yah.

    • bener banget, kak. Book of Gratitute pun bisa kita baca ulang dan memunculkan kembali memori saat itu. kadang senyum2 sendiri dan bikin kita makin bersyukur sudah mampu melalui banyak hal dengan beragam rasa

  15. Membaca ini seperti mengingatkan soal konsep sedekah subuh, dan baru kmrn bgt dngar langsung dari prof nassarudin umar imam besar masjid istiqlal, katanya setiap sedekah subuh kita akan menghalau bala yg ditakdirkan akan menimpa kita, wah kudu diterapin nih ya hehehe

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *